Minggu, 31 Agustus 2014

amuba


MAKALAH FARMAKOLOGI
ANTI AMUBA

kmpus
Disusun oleh       :
Andreas Harya Atmaja           ( 13.0380 )
Ajeng Wijayani                       ( 13.0378 )
Agung Purwa Atmaja             ( 13.0372 )
Catharina Anis O. W              ( 13.0361 )
Heni Hermawati                      ( 13.0346 )
Katarina Ariati B. R               ( 13.0356 )
Monika Diwasasri                   ( 13.0359 )
Veni Ardiyani                         ( 13.0340 )
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2014


ANTIAMUBA

A.   DEFINISI
Amuba adalah organisme eukariotik uniseluler yang tidak memiliki bentuk pasti karena organisme ini tidak memiliki dinding sel. Dan umumnya hidup sebagai parasit pada tubuh inangnya. Mikroorganisme ini berkembang biak secara aseksual yaitu pembelahan biner. Antiamuba bekerja sebagai amubisid yaitu membunuh amuba untuk mengobati amubiasis. Amoebiasis mengacu pada salah satu spesies protozoa parasit yaitu Entamoeba histolytica, tapi tak hanya itu, protozoa parasit lain yang menjadi sumber penyebabnya yaitu; Dientamoeba fragilis, Entamoeba dispar, Entamoeba hartmanni, Entamoeba coli, Entamoeba moshkovskii, Acanthamoeba, Balamuthia mandrillaris, Sappinia diploidea, Naegleria fowleri, Endolimax nana dan Iodamoeba butschlii (Anonim, 2011).
Selain amuba parasit, spesies amuba yang hidup bebas juga dapat menjadi sumber penyakit. Amuba ini sering digambarkan sebagai “amuba yang hidup bebas oportunistik” karena infeksi pada manusia bukan merupakan bagian mewajibkan dari siklus hidup mereka (Ditto, 2009).Lapisan muskularis usus biasanya lebih tahan. Biasanya lesi akan terhenti didaerah membran basal dari muskularis mukosa dan kemudian terjadi erosi lateral dan berkembang menjadi nekrosis. Jaringan tersebut akan cepat sembuh bila parasit tersebut dihancurkan (mati). Pada lesi awal biasanya tidak terjadi komplikasi dengan bakteri. Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat merusak muskularis mukosa, infiltrasi ke sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke lapisan muskularis dan serosa.
B.     PENGGOLONGAN
Dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
1. Obat amubiasid kontak, meliputi senyawa-senyawa metronidazol dan tinidazol, antibiotika antara lain tetrasiklin dan golongan aminoglikosida.
2. Obat amubiasid jaringan, meliputi senyawa nitro-imidazol (metronidazoltinidasol) yang berkhasiat terhadap bentuk histolitika di dinding usus dan jaringan-jaringan lain. Obat
Golongan ini merupakan obat pilihan dalam kasus amubiasis. Bila metronidazol dan
Tinidazol tidak efectif dapat digunakan dihidroemetin.

C.    MEKANISME KERJA
a. Klorokuin
Klorokuin digunakan sebagai antimalaria juga digunakan sebagai antiamuba.Namun biasanya efektif untuk mengobati malaria infeksi P.Falciparum. Klorokuin digunakan untuk amubiasis sistemik, terutama abseshati.
b. Antibiotika
Eritromisin
Eritromisin yang bersifat bakteriostatik ini berikatan dengan ribosom 50s dan menghambat tRNA-peptidadarilokasi asam amino kelokasi peptida. Antibiotik inimemiliki sifat lebih peka terhadap bakteri gram positif.
Efeksamping
Mual, muntah, hilang nafsu makan, nyeri perut, hepatitis kolestatis, kulit kemerahan.
Tetrasiklin
Tetrasiklin umumnya bersifat bakteriostatik dan merupakan bakteri yang berspektrum
luas.Tetrasiklin memperlihatkan spectrum anti bakteriluas yang meliputi bakteri gram-positif dan negatif, aerobic dan anaerobik. Antibiotik ini memiliki mekanisme masuk ke dalam sel bakteri yang diperantai oleh transport protein, karena mempunyai sifat pembentuk nukhelat, didugaaktivitas antibakterinya disebabkan kemampuan untuk menghilangkan ion-ion logam-logam yang penting bagi kehidupan bakteri.
c. Alkaloida Ipeka
Contoh :emetin HCL dandehidroemetindiHCL
Emetin HCL
Efeksamping:
Lokal: nyeri tempat suntikan, kekakuan, lemah otot tempat suntikan.
Sistemik: merupakan akumulasi dari obat
-          Pada GIT: mual, muntah, diare
-          Pada neuro muskuler: lemah, neyeri dan kaku otot rangka teruta maleher & anggota gerak
-          Pada cardiovaskuler: hipotensi, nyeriprekordial, tachicardidll
-          Hati hati pada geriatri, lemah

d. Turunan nitroimidazol
Turunan nitroimidazol dibagi menjadi dua kelompok:
a. Turunan 2-nitroimidazol,contoh :benznidazol dan misonidazol
b. Turunan 5-nitroimidazol,contoh :metronidazol,nim,orazol,ornidazol
Metronidazol
Efek Samping
Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran pencernaan; rash; mengantuk (jarangterjadi), sakitkepala, pusing , ataksia, urin berwarna gelap,  erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; 
Juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang dapat terjadi
peripheral neuropathy,  transient epilepsi-form seizure dan leukopenia.
e. Turunan 8-hidroksikuinolon
Contoh kiniofon, kliokuinol dan iodokuinol

D.    Farmakokinetika (ADME)
tinidazol
Absorbsi peroral baik. 1 jam setelah 500mg diberikan oral, kadar plasma naik menjadi 10ug/mL untuk protozoa &bakteri sensitive hanya diperlukan kadar plasma 8 ug/mL, t 1/2 8-10 jam. Diekresilewat urin, air liur, ASI &cairan vagina & seminalis dalam kadar rendah. Urin mungkin berwarna gelap karena mengandung pigmen yang larut air.
Emetin HCl
Diserap baik dari tempat injeksi lalu dimetabolisme dan dieksresi secara lambat, sehingga emetin sudah ditemukan diurin 20-40 menit setelah suntikan dan masih ditemukan 40-60 hari setelah pengobatan dihentikan.
Metronidazol
Absorbsi obat dalam saluran cerna cepat dan sempurna kadar serum tertinggi dicapai dalam 1-2 jam setelah pemberian secara oral,dengan waktu paru plasma ±8 jam.

E.     Interaksi obat
metronidazole
Alkohol (menimbulkan reaksi seperti disulfiram), meningkatkan efek antikoagulan dengan warfarin.
Tinidazole
Intoleransialcohol
Secnidazol
Menimbulkan potensiasi efek warfarin
kloroquin
Fenilbutazon yang menyebabkan reaksi dermatitis

F.     Sediaan yang beredar di pasaran
1.      Metronidazol: anmerob, biatron, metrolet, nidazole
2.      Kloroquin: avlocor, cendoquine, duraquin, malarex
3.      Eritromisin: eritromec, erira, erysanbe
4.      Tertrasiklin: bufacyn, citocylin, corsatet, dumocyline
5.   Tinidazol: fasiprim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar